Beberapa orang mengatakan bahwa skenario
kejadian di hari berbangkitpun sudah ditetapkan takdirnya oleh Allah. Mereka
mengusung potongan ayat, "kitabillah ile yaumil ba'tsi (=ketetapan
Allah sampai hari berbangkit)" Jadi manusia tinggal menjalani
skenario tersebut lengkap dengan castingnya. siapa yang jadi ahli surga, siapa
yang ahli neraka juga sudah dijatah masing masing karena sudah selesai
dituliskan. Benarkah demikian? SALAH, karena ternyata dalam ayat ini Ketetapan
Allah Bukanlah Takdir. Berikut penjelasannya
Potongan ayat yang mereka ajukan
adalah bagian dari ayat 56 Surat ar Ruum sebagai berikut:
Artinya: Dan berkata orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan dan keimanan (kepada orang-orang yang kafir):
"Sesungguhnya kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah
sampai hari berbangkit; maka inilah hari berbangkit itu akan tetapi kamu selalu
tidak meyakini (nya). (Ruum 56)
Sebagaimana dalam posting sebelumnya (surat an Nisa 24), dalam ayat ini ketetapan Allah
juga berpadanan dengan ‘kitabi Allah’ Pemaknaan frasa nya juga
mengarah pada ‘sesuatu yang telah dituliskan sebagai sebuah ketetapan”
Bedanya adalah mengenai topik yang dituliskan. Kalau dalam Surat an Nisa 24
yang dituliskan sebagai ketetapan adalah aturan pernikahan, kalau dalam
surat Ar Ruum 56 ini yang dituliskan oleh Allah sebagai ketetapan adalah
tahapan yang dilalui manusia dari alam dunia menuju alam akhirat.
Kesalahan
Penafsiran
Kesalahan pemahaman juga terjadi
atas ayat ini mengenai frasa ’kitabi Allah ila yaumil ba’ts (ketetapan Allah
hingga hari berbangkit)’
Beberapa orang mengatakan frasa
tersebut menerangkan bahwa kejadian pada hari berbangkit telah selesai
dituliskan. Lebih jauh lagi mereka menafsirkan bahwa si fulan di hari
berbangkit itu akan bangkit sebagai ahli neraka atau surga pun semuanya sudah
dituliskan.
Penafsiran ini mengada ada. Sekali
lagi kita teliti bahwa tidak satupun kata yang mengarah pada penetapan nasib
seseorang. Yang sudah ditetapkan adalah tahapan atau prosesnya. Kalau dalam
bahasa komputer sudah ada flow chart nya.
ketetapan itu sbb:
Setelah
mati semua orang akan menjalani masa menunggu di dalam kubur hingga datangnya
hari berbangkit.
Beberapa penterjemah menyarankan
untuk membalik urutan frasa dalam ayat tersebut agar lebih mudah dicerna dengan
rasa bahasa yang sesuai dengan bahasa indonesia, sebagai berikut:
Kalimat asli sesuai teks Qurannya “Sesungguhnya
kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah sampai hari
berbangkit”
Frasa yang dicetak tebal dipindahkan
ke paling belakang menjadi:
Sesungguhnya kamu telah berdiam
(dalam kubur) sampai hari berbangkit; menurut ketetapan Allah”
Dengan susunan frasa seperti itu
lebih terlihat bahwa yang sampai hari berbangkit bukan masalah ketetapannya.
Yang sampai hari berbangkit itu adalah lamanya menunggu di dalam kubur.
Jadi sekali lagi yang dimaksud “kitabi
Allah (=ketetapan Allah)” dalam ayat 56 surat Ar Ruum ini adalah :
ketetapan
atau ketentuan bahwa setiap orang yang mati pasti melalui fase menunggu (di
alam kubur) sampai hari dibangkitkannya semua manusia.
demikian penjelasan ini.
ayat ayat lain yang mencantumkan kata kitaba, kitabi, atau kitaban yang
memiliki arti ketetapan dibahas dalam artikel berikutnya